Di surau sana….
terdengar lantunan shalawat…
Suaranya merdu dan nadanya sendu..
Allohumma shollii sholaatan kaamilatan..
Wa usholli salaaman taamman..’Alaa sayyidina Muhammad…
Alladzii tanhallu bil ‘uqodu..Wa tanfariju bihil kurobu…
Wa tuqdlo bihil hawaiju..Wa tunaalu bihir Raghaibu…
Hatiku miris… Lisanku berucap laa ilahaa illallah…
Kesyirikan apa ini…
Kata mereka Nabi Muhammad bisa memutuskan semua ikatan…
Bisa menghilangkan kesusahan…
Bisa memenuhi kebutuhan…
Dengan beliau bisa meraih yang kita inginkan…
Maha suci Allah…Tak berhak makhluk disifati dengan sifat ilah
Setinggi apapun derajatnya Seakan firman Allah telah hilang…قل لا أملك لنفسي نفعا ولا ضرإ إلا ما شاء الله”
Katakan, aku tidak dapat memiliki untuk diriku manfaat dan mudlarat kecuali apa yang Allah kehendaki.” (Al A’raf: 188).
Nabi atau wali..Manusia biasa yang tak dapat memberi manfaat dan mudlarat…
Kita meyakini akan ketinggian derajat mereka…
Kita pun mencintai mereka dengan sepenuh hati…
Namun bukan cinta yang berlebihan…
Dengan menyamakan mereka dengan pencipta alam…Laa ilaaha illallah…
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan..لا تطروني كما أطرت النصارى عيسى بن مريم”Janganlah berlebihan memujiku..Seperti kaum Nashrani memuji Isa bin Maryam.”
Sumber : Ust. Abu yahya badrussalam, Lc